Blog dan Artikel Manajemen :
Laporan Keuangan Anda mengatakan semuanya..
Ada banyak cara untuk mengetahui performa / kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan, adalah salah satunya. Tentu dengan catatan laporan keuangan tersebut tidak “dipermak” terlebih dahulu.
Bagi mereka yang berprofesi sebagai investor maupun trader dunia saham, tentu tidak asing dengan laporan keuangan beserta rasio-rasionya. Umumnya mereka hanya melihat dari pencapaian laba, perbandingan hutang dan modal (DER), harga wajar saham, dan rasio lain yang menunjukkan sehat tidaknya keuangan suatu perusahaan. Intinya, mereka menilai layak tidaknya saham tersebut dimiliki.
Sesungguhnya dalam industri manufaktur sekalipun, bidang finance sangatlah erat kaitannya dengan manajemen operasi. Setiap improvement yang dilakukan, akan mempengaruhi hasil akhir laporan keuangan. Sehingga, implementasi berbagai macam sistem manajemen seperti TPM, JIT, SCM, TQM, ERP, dsb juga akan terbaca di laporan keuangan perusahaan anda.
Bahkan potensi improvement pun juga terlihat dengan jelas di situ. Tak perlu repot menganalisa satu demi satu, membuat pareto untuk menentukan prioritas, dan lain sebagainya.
Jadi, manfaat laporan keuangan tidak hanya bagi shareholder dan orang finance semata. Bila dipergunakan dengan tepat, para praktisi manajemen operasi dapat menggunakan laporan keuangan untuk menilai dan mengevaluasi kinerjanya.
Yang kami maksud dengan praktisi manajemen operasi adalah manajer dan direksi bidang operasional, seperti PPIC manager, plant manager, managing director, dsb. Namun (sayangnya) sangat jarang laporan keuangan dimanfaatkan secara maksimal oleh praktisi manajemen operasi.
Umumnya mereka sudah cukup dengan laporan yang bersifat teknis, seperti tingkat OEE, menurunnya defect/reject, dsb. Padahal, belum tentu tingginya level OEE meningkatkan profit perusahaan. Belum tentu juga menurunnya defect/reject produk secara otomatis akan meningkatkan profit. Alih-alih menaikkan profit, kadang justru ada juga yang OEE-nya meningkat dan defect/reject-nya menurun, namun Harga Pokok Penjualan (HPP / COGS) malah ikut melonjak.
Jika saat ini kebetulan anda adalah manager / direktur, pernahkah mendapati atau mengalami hal seperti ini:
- Reject/defect menurun namun margin profit justru menipis, sehingga rencana program improvement lainnya terganggu.
- Revenue naik pesat selama tahun berjalan, namun perusahaan malah membukukan kerugian.
- Perusahaan anda baru saja merayakan keberhasilan implementasi TPM, JIT, SCM, dsb namun margin profit tetap saja sama dengan tahun sebelumnya.
- Atau perusahaan anda mengalami seretnya kas, justru setelah improvement mulai menampakan hasilnya.
Bagi kami di Integra, perusahaan (manufaktur) berkinerja bagus adalah perusahaan yang mampu mendapatkan margin yang stabil dan lancar. Tak peduli apakah revenue-nya sedang naik atau turun.
Sedangkan implementasi improvement (SCM, JIT, TPM, Lean, Six Sigma, atau apapun itu) disebut berhasil, jika margin profitnya meningkat bila dibandingkan dengan margin profit sebelum penerapan. Tentu saja dengan catatan bahwa perusahaan anda tidak sedang mengeluarkan investasi besar-besaran, atau menurunkan harga jual produk secara drastis.
Sebagai contoh, beginilah ilustrasi grafik keuangan perusahaan yang berkinerja bagus:
Tentu saja perusahaan tempat kerja Anda mungkin tidak sejelas itu dalam pergerakan revenue dan COGS-nya. Selain itu, ada unsur inflasi yang juga turut mempengaruhi kedua hal tersebut. Untuk menghindari bias karena inflasi, Anda bisa membandingkan prosentase kenaikan/penurunan COGS maupun margin profit antara tahun ke N dengan tahun N-1.
Bingung? Kita bahas metode diatas pada newsletter Integra edisi mendatang.
Kembali pada contoh diatas, perhatikan bahwa margin profit cenderung stabil mengikuti revenue. Selain itu, setelah dilakukannya improvement margin profit semakin melebar. Jarak antara revenue dengan COGS semakin menjauh. Baik saat revenue naik, ataupun saat revenue turun.
Jadi, jika perusahaan anda tidak memiliki ciri kinerja seperti diatas, maka bisa dipastikan ada sesuatu yang salah. Ibaratnya, perusahaan anda sedang “sakit”. Ada improvement/pembenahan yang perlu segera dilakukan, sebelum “sakit”-nya bertambah parah.
Segera hubungi konsultan terdekat untuk mendapatkan saran dan arahan. Jika “sakit” berlanjut, hubungi Integra.
Surabaya, 30 April 2012
Panji R. - Managing Director
Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.