Blog dan Artikel Manajemen :
Visual Management Part 2
Pada artikel dua minggu lalu, kita telah membahas Visual Management mulai dari penggunaannya pada lantai produksi (alur produksi) hingga mempermudah komunikasi antar level jabatan. Berikut kami lanjutkan artikel ini dengan membahas visual management untuk personel hingga penggunaan Andon boards.
- Visual Management untuk Personel (karyawan)
Training Boards digunakan untuk menunjukkan siapa saja yang telah mengikuti training dan training dalam disiplin ilmu apa yang sesuai untuk area kerjanya. Lean Manufacturing pada umumnya memerlukan training lintas personil, sehingga diharapkan ada fleksibilitas dalam penggunaan staff. Dengan kata lain, supervisor maintenance tidak hanya boleh mengikuti training terkait maintenance, namun juga bisa mengikuti training tentang PPIC misalnya.
Cara paling mudah dan sederhana untuk menyusun Training Boards, adalah menggunakan ILUO Chart (disebut juga Training Matrix atau Training Charts). Penggunaan ILUO Charts mampu dengan cepat menunjukkan tingkat keahlian dari semua karyawan. Selain merinci keahlian semua orang, Training Boards ini juga merinci tanggung jawab mereka di area tertentu.
Team Boards juga perlu untuk diletakkan di area kerja masing-masing team. Team Boards ini sama dengan Training Boards, hanya saja isinya lebih spesifik pada personel team tertentu di area kerja tertentu. Dengan adanya team boards ini, Ketua Team akan lebih mudah memantau serta mereferensikan anggota teamnya untuk mengikuti training yang dibutuhkan.
Selain itu, perlu digunakan juga kode warna pada kaos / topi / jaket untuk membedakan jenis pekerja di tiap area kerja. Sehingga Anda tahu siapa yang sedang berada di area apa, dan apa pekerjaan mereka. Kami sarankan menggunakan kaos daripada topi, karena topi seringkali dilepas oleh karyawan saat bekerja. Kami sarankan memakai warna yang berbeda, serta mencolok, dan berukuran besar. Hindari menggunakan badge seperti kapten tim sepak bola, karena terlalu kecil ukurannya sehingga sulit dilihat dari kejauhan.
Sedangkan Story Boards digunakan untuk menunjukkan setiap progress yang dilakukan oleh tim kaizen atau 5S untuk menyoroti setiap persoalan yang muncul dan persoalan yang sedang ditangani pada tiap area. Sesuai namanya, story boards akan menceritakan detail setiap proses yang sedang dilakukan di suatu area tertentu. Apakah persoalan tersebut sudah diselesaikan, belum tuntas, atau malah semakin bertambah parah. Semuanya terangkum dalam story boards.
Jangan lupa untuk memberikan perhargaan (medali, sertifikat, piagam, dsb) untuk merayakan setiap keberhasilan tim maupun individu di area kerja tertentu. Pampang keberhasilan mereka sehingga bisa dilihat dan diketahui semua orang. Buat siapapun yang mendapatkan penghargaan tersebut benar-benar bangga. Transparansi penilaian juga harus ikut diperhatikan, dan pastikan juga informasi mengenai hal tersebut selalu terupdate secara regular. Contoh pemberian penghargaan adalah “karyawan teladan bulan ini", "sales dengan revenue terbanyak", "team operator paling produktif", dsb.
- Visual Management untuk Maintenance
Tentu kita semua tahu, bahwa wajib (harus) ada catatan pemeliharaan (maintenance records) untuk setiap mesin atau proses. Maintenance Records tersebut juga sebaiknya berisi instruksi yang jelas untuk melakukan pemeliharaan yang merinci secara detail mengenai apa, kapan, siapa, dan bagaimana.
Perlu digunakan juga tag / label berwarna merah (sebenarnya untuk warna terserah saja, namun kebanyakan menggunakan merah yang identik dengan bahaya). Tag ini digunakan untuk menyoroti persoalan mesin yang membutuhkan perhatian lebih dari pihak maintenance. Tag berwarna merah ini harus digantung atau ditempelkan atau disegelkan pada mesin maupun papan tag yang disediakan khusus di area kerja team.
Kebanyakan manufaktur hanya menggantungkan tag pada mesin saja, namun tidak memberikan papan khusus untuk menginformasikan adanya tag pada mesin tersebut pada rekan/anggota team lainnya. Tag ini, selain sangat berguna bagi team maintenance, juga dapat digunakan oleh team safety.
Selanjutnya, bila memungkinkan dapat digunakan pelindung mesin yang transparan. Hal ini untuk memantau secara visual kinerja mesin. Dengan cara ini maka kita akan tahu, apakah mesin berjalan dengan lancar ataukah tidak.
Jangan lupa juga untuk membuat papan khusus berisi OEE Charts plus faktor-faktor kontributornya, Fishbone Diagram untuk menunjukkan penyebab potensial, serta Action Charts untuk menunjukkan tindakan apa yang diambil. Khusus untuk action charts, letakkan bersebelahan dengan grafik Changeover Time dan instruksi untuk melakukan changeover secara detail.
Hal ini penting sehingga team maintenance maupun team produksi dapat sama-sama mengetahui waktu yang terbuang untuk pemeliharaan maupun changeover.
Team maintenance dan team produksi dapat juga menggunakan lampu Andon untuk menunjukkan adanya kerusakan atau berhentinya suatu line. Sebagai informasi, Toyota juga menggunakan musik (lagu) yang khusus digunakan untuk setiap mesin.
- Visual Management untuk Kepuasan Pelanggan (customer satisfaction)
Banyak yang beranggapan bahwa customer satisfaction (kepuasan konsumen/pelanggan) hanya untuk dipergunakan oleh Departemen Marketing maupun Public Relations. Padahal informasi customer satisfaction juga sangatlah penting bagi mereka yang berjibaku di lantai produksi untuk membuat produk terbaik. Bukankah sangat menyenangkan dan membanggakan bagi pembuat produk, bila produk yang dibuatnya diakui dan dihargai oleh penggunanya?
Oleh karena itu, haruslah ditampilkan juga ukuran dari customer satisfaction secara keseluruhan. Harus secara detail menampilkan kepuasan pelanggan pada tiap bidang, serta juga harus dapat dipahami oleh semua orang/karyawan. Customer satisfaction ini mencakup ukuran mengenai kualitas, ketepatan pengiriman, maupun biaya (bila dimungkinkan) dsb.
- Lampu dan Papan Andon
Prinsip Jidoka (berhentinya lini produksi jika sesuatu yang luar biasa terjadi) dilaksanakan oleh Toyota dan perusahaan lain yang menggunakan prinsip Lean Manufacturing. Jidoka ini menggunakan Andon boards atau lampu Andon.
Lampu Andon ini sangat mudah terlihat dan digunakan untuk memberitahu semua orang tentang status dari mesin atau suatu proses. Lampu Andon dapat menjadi lampu individu yang dipasang pada setiap mesin atau dapat juga diletakkan pada central boards untuk menunjukkan kesehatan suatu area kerja.
Contoh dari Andon misalnya: Karena raw material tidak sesuai standard, maka mesin berhenti secara otomatis, atau lampu yang berkelip-kelip seperti sirene mobil ambulans (yang bisa juga disertai lagu tertentu, bosen kan kalau tiap hari mendengar sirine melulu. Hehehe.. ). Dengan adanya Andon ini, maka pengawas atau karyawan terkait akan segera datang untuk mengatasi setiap persoalan yang terjadi.
Jadi dengan adanya Andon, sesungguhnya tidak diperlukan pengisian formulir untuk meminta dilakukan perbaikan oleh departemen maintenance di ruangan sebelah. Dengan menggunakan Andon, maka tiap personel akan segera bergegas menuju setiap tempat yang memerlukannya, dan mengadakan perbaikan. Sehingga proses produksi dapat berjalan lancar sesegera mungkin.
Penutup
Merupakan hal yang sangat buruk untuk menerapkan visual management, jika karyawan tidak mampu berdisiplin dan datang ketika diperlukan. Sesering mungkin para engineer, supervisor dan bahkan manajemen haruslah ada di lokasi kerja. Bilamana perlu dapat dibuat layout dimana mereka (supervisor, engineer, dan manajemen) harus berjalan melalui area produksi untuk menuju ruangan kerjanya.
Hal ini penting, sehingga mereka dapat mengetahui setiap hal yang terjadi di lantai produksi. Banyak perusahaan yang memiliki budaya me-rolling lokasi meeting pada area kerja yang berbeda. Hal ini akan membuat manajemen dari berbagai departemen untuk berjalan dan mengetahui kondisi serta situasi di tiap area kerja yang dilaluinya.
Pertemuan semacam ini sangat penting untuk dilakukan tiap hari (atau tiap shift) secara berkesinambungan. Pertemuan ini merupakan cara yang baik untuk memastikan manajemen dan para karyawan berfokus serta peduli pada lingkungan kerjanya.